Kamis, 10 Maret 2016

membuat meubel/perabot kayu

    Meubel atau mebel atau furniture kayu adalah perabot yang terbuat dari bahan utama kayu. Perabot yang sangat familiar dengan kehidupan kita. Seperti meja, kursi, tempat tidur, lemari, gradenza dan lain-lain adalah benda-benda yang sehari-hari ada di sekitar kita. Kebanyakan orang hanya sebagai pemakai, pembeli, kolektor dan sebagainya. Namun jarang yang memahami proses pembuatannya. Jenis-jenis meubel sangat beraneka ragam dilihat dari proses produksinya, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Namun pada dasarnya memiliki tahap-tahap produksi yang tidak jauh berbeda, seperti berikut :
Mendesain
Desain mebel meliputi bentuk dan ukuran mebel yang akan dibuat. Desain biasanya dibuat dalam bentuk gambar sket terlebih dahulu untuk melihat bentuk dasarnya, sekaligus desain konstruksinya yang direncanakan/diharapkan kokoh. Setelah itu, baru dibuat apa yang disebut dengan Gambar Kerja, dimana gambar tersebut telah dilengkapi dengan ukuran-ukuran seperti panjang, lebar, tinggi dan ukuran-ukuran lain yang diperlukan. Gambar tersebut lebih baik dibuat dengan skala, sehingga apabila ada ukuran-ukuran yang tidak tercantum pada gambar, orang yang akan membuat mebel tersebut dapat menentukan ukuran sendiri berdasar skala gambar tersebut.
Merancang sambungan
Mebel terdiri dari komponen-komponen yang harus dirakit, seperti kaki, ambang, rangka, alas dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut harus dilengkapi dengan sambungan agar dapat dirakit. Sambungan tersebut sangat beragam jenisnya, tergantung kebutuhan. Masing-masing sambungan memiliki maksud tertentu dalam pemilihannya, misalnya untuk memenuhi syarat kekokohan atau syarat untuk estetika. Ketika kita membuat mebel yang membutuhkan durabilitas dan kekuatan yang tinggi karena sering digunakan atau karena untuk menahan beban yang berat, maka faktor kekokohan sambungan adalah mutlak menjadi prioritas. Misalnya seperti kursi kayu, yang selalu diduduki dan kadang digoyang-goyang oleh penggunanya, akan cepat rusak jika sambungan-sambungannya tidak kokoh. Sambungan yang umum digunakan adalah sambungan pen (atau purus) dan lubang purusnya. Selain itu harus direncanakan juga sambungan tersebut akan di-matikan dengan alat sambung berupa lem, paku, sekrup, pasak/dowel atau yang lainnya.

Menghitung kebutuhan bahan
Dari gambar kerja dan rencana sambungannya, kita dapat menghitung kebutuhan bahan kayu yang akan digunakan. Perlu diingat bahwa keberadaan pen/purus akan menambah panjang kayu yang akan dibuat komponen mebel. Misalnya, panjang komponen ambang (komponen horisontal) adalah 60 cm. Namun pada kedua ujungnya harus terdapat pen/purus dengan panjang masing-masing 2,5 cm, maka panjang bahan kayu yang dibutuhkan untuk membuatnya adalah 60+2,5+2,5 = 65 cm. Kebutuhan bahan untuk membuat masing-masing komponen meubel diinventarisir (bisa dibuat dalam bentuk tabel). Kebutuhan bahan harus disesuaikan dengan keberadaan ukuran-ukuran kayu yang ada di pasaran. Misalnya untuk membuat komponen kaki meja dengan ukuran 5 x 5 x 80 cm, berarti kita harus menyiapkan kayu dengan ukuran 5 x7 cm (kaso). Ukuran kayu di pasaran antara lain 2 x 3 cm, 3 x 4 cm, 5 x 7 cm, 6 x 12 cm, 3 x 20 cm, 4 x 20 cm, 4 x 30 cm, dsb dengan panjang 2 m atau 4 m.
Membuat komponen
Sebelumnya, disiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti gergaji, ketam, pahat, palu, siku, meteran, pensil dan peralatan bantu lainnya. Pertama yang dilakukan adalah mengetam permukaan kayu agar rata dan halus. Kesikuan keempat sisi kayu harus diperiksa menggunakan siku. Apabila tidak siku, ketamlah sisi-sisi kayu yang tidak siku tersebut. Berdasar gambar kerja, buatlah garis-garis pemotongan pada bahan kayu sesuai panjang komponen+purus/pen dengan bantuan siku dan meteran. Kemudian potong kayu dengan gergaji.Untuk membuat pen/purus menggunakan gergaji kemudian dirapihkan menggunakan pahat. Untuk membuat lubang pen digunakan pahat. Buatlah semua komponen, dengan terlebih dahulu membuat komponen-komponen dengan bentuk dan ukuran yang sama.

Merakit komponen
Setelah komponen-komponen dan sambungannya dibuat, cobalah untuk merakitnya dengan memasangkan pen/purus pada lubang pasangannya. Biasanya mebel terangkai dari beberapa segmen yang masing-masing terdiri dari komponen-komponen yang telah dirakit. Masing-masing segmen tersebut dirakit terlebih dahulu. Prinsip dalam merakit adalah kesikuan dan kerapatan pada setiap hubungan antar komponen. Kesikuan didapat apabila lubang dan pen/purusnya benar-benar presisi. Dalam prakteknya jarang dijumpai sambungan yang ketika dirakit langsung terpenuhi kesikuannya. Oleh karena itu, diperlukan sedikit perbaikan pada sambungannya menggunakan pahat, kemudian dicek kesikuannya menggunakan siku. Kerapatan antar komponen yang disambung akan membangun kekokohan sambungan selain untuk memenuhi unsur kerapihan/estetika. Ketidak-rapat-an sambungan disebabkan ukuran pen/purus tidak sesuai dengan lubangnya. Jika ini terjadi, perbaiki pen/purusnya menggunkan pahat. Pen yang terlalu longgar juga tidak diperkenankan, karena sambungan akan lemah terhadap beban, terutama apabila mebel tersebut menerima goyangan yang berulang-ulang. Apabila sudah terlanjur demikian, lebih baik ganti komponen mebel dengan yang baru. Setelah masing-masing segmen dirakit, gabungkan segmen-segmen tersebut, rakit diatas permukaan lantai yang datar. Gunakan klem untuk membantu merapatkan segmen-segmen yang dirakit. Cek kesikuan dan kerapatan sambungannya menggunakan siku.

Mematikan sambungan
Setelah mebel dirakit, dan diyakini semua syarat pada sambungan (siku dan rapat) terpenuhi, bongkar kembali komponen-komponennya. Lumuri setiap sambungan dengan lem kayu, lalu rakit seperti semula. Cek kembali kesikuan dan kerapatan sambungannya. Gunakan klem untuk merapatkan sambungan dan menjaga agar bentuk tidak berubah. Kemudian untuk memperkuat sambungan, gunakan paku, atau lebih baik lagi menggunakan pasak/dowel dari kayu/bambu dengan terlebih dahulu membuat lubang pasak denan bor tangan pada sambungan bersangkutan. Biarkan lem mengering, lalu lepaskan klem. Jika ada permukaan pada sambungan yang kurang rata, gunakan ketam untuk meratakannya.
Memasang asesoris meubel
Asesoris mebel seperti engsel, kunci, slot, tarikan dsb disetel dan dipasang pada meubel yang telah dirakit. Setelah itu dilepas kembali agar tidak mengganggu proses salanjutnya, yaitu finishing. Peralatan yang digunakan antara lain obeng, bor, pahat dan palu.
Finishing
Proses berikutnya adalah memberikan lapisan pada permukaan meubel, terutama pada bagian luar yang terlihat. Proses ini disebut dengan finishing. Finishing bertujuan selain untuk menambah keindahan juga menambah keawetan dari meubel. Tahapan finishing pada umumnya adalah sebagai berikut :
– menghaluskan permukaan dengan amplas
– mengisi pori-pori kayu dengan woodfiller menggunakan scrap/kape
– mengamplas permukaan yang telah diisi pori-pori
– memberi pelapisan dasar menggunakan kuas atau spray gun+kompresor
– mengamplas permukaan yang telah diberi lapisan dasar
– memberi lapisan akhir (top coating) menggunakan kuas atau spray gun+kompresor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar