Meubel atau mebel atau furniture kayu adalah perabot yang terbuat
dari bahan utama kayu. Perabot yang sangat familiar dengan kehidupan
kita. Seperti meja, kursi, tempat tidur, lemari, gradenza dan lain-lain
adalah benda-benda yang sehari-hari ada di sekitar kita. Kebanyakan
orang hanya sebagai pemakai, pembeli, kolektor dan sebagainya. Namun
jarang yang memahami proses pembuatannya. Jenis-jenis meubel sangat
beraneka ragam dilihat dari proses produksinya, mulai dari yang paling
sederhana sampai yang paling rumit. Namun pada dasarnya memiliki
tahap-tahap produksi yang tidak jauh berbeda, seperti berikut :
Mendesain
Desain mebel meliputi bentuk dan ukuran mebel yang akan dibuat. Desain
biasanya dibuat dalam bentuk gambar sket terlebih dahulu untuk melihat
bentuk dasarnya, sekaligus desain konstruksinya yang
direncanakan/diharapkan kokoh. Setelah itu, baru dibuat apa yang disebut
dengan Gambar Kerja, dimana gambar tersebut telah dilengkapi dengan
ukuran-ukuran seperti panjang, lebar, tinggi dan ukuran-ukuran lain yang
diperlukan. Gambar tersebut lebih baik dibuat dengan skala, sehingga
apabila ada ukuran-ukuran yang tidak tercantum pada gambar, orang yang
akan membuat mebel tersebut dapat menentukan ukuran sendiri berdasar
skala gambar tersebut.
Merancang sambungan
Mebel terdiri dari komponen-komponen yang harus dirakit, seperti kaki,
ambang, rangka, alas dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut harus
dilengkapi dengan sambungan agar dapat dirakit. Sambungan tersebut
sangat beragam jenisnya, tergantung kebutuhan. Masing-masing sambungan
memiliki maksud tertentu dalam pemilihannya, misalnya untuk memenuhi
syarat kekokohan atau syarat untuk estetika. Ketika kita membuat mebel
yang membutuhkan durabilitas dan kekuatan yang tinggi karena sering
digunakan atau karena untuk menahan beban yang berat, maka faktor
kekokohan sambungan adalah mutlak menjadi prioritas. Misalnya seperti
kursi kayu, yang selalu diduduki dan kadang digoyang-goyang oleh
penggunanya, akan cepat rusak jika sambungan-sambungannya tidak kokoh.
Sambungan yang umum digunakan adalah sambungan pen (atau purus) dan
lubang purusnya. Selain itu harus direncanakan juga sambungan tersebut
akan di-matikan dengan alat sambung berupa lem, paku, sekrup,
pasak/dowel atau yang lainnya.
Menghitung kebutuhan bahan
Dari gambar kerja dan rencana sambungannya, kita dapat menghitung
kebutuhan bahan kayu yang akan digunakan. Perlu diingat bahwa keberadaan
pen/purus akan menambah panjang kayu yang akan dibuat komponen mebel.
Misalnya, panjang komponen ambang (komponen horisontal) adalah 60 cm.
Namun pada kedua ujungnya harus terdapat pen/purus dengan panjang
masing-masing 2,5 cm, maka panjang bahan kayu yang dibutuhkan untuk
membuatnya adalah 60+2,5+2,5 = 65 cm. Kebutuhan bahan untuk membuat
masing-masing komponen meubel diinventarisir (bisa dibuat dalam bentuk
tabel). Kebutuhan bahan harus disesuaikan dengan keberadaan
ukuran-ukuran kayu yang ada di pasaran. Misalnya untuk membuat komponen
kaki meja dengan ukuran 5 x 5 x 80 cm, berarti kita harus menyiapkan
kayu dengan ukuran 5 x7 cm (kaso). Ukuran kayu di pasaran antara lain 2 x
3 cm, 3 x 4 cm, 5 x 7 cm, 6 x 12 cm, 3 x 20 cm, 4 x 20 cm, 4 x 30 cm,
dsb dengan panjang 2 m atau 4 m.
Membuat komponen
Sebelumnya, disiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti gergaji, ketam,
pahat, palu, siku, meteran, pensil dan peralatan bantu lainnya. Pertama
yang dilakukan adalah mengetam permukaan kayu agar rata dan halus.
Kesikuan keempat sisi kayu harus diperiksa menggunakan siku. Apabila
tidak siku, ketamlah sisi-sisi kayu yang tidak siku tersebut. Berdasar
gambar kerja, buatlah garis-garis pemotongan pada bahan kayu sesuai
panjang komponen+purus/pen dengan bantuan siku dan meteran. Kemudian
potong kayu dengan gergaji.Untuk
membuat pen/purus menggunakan gergaji kemudian dirapihkan menggunakan
pahat. Untuk membuat lubang pen digunakan pahat. Buatlah semua komponen,
dengan terlebih dahulu membuat komponen-komponen dengan bentuk dan
ukuran yang sama.
Merakit komponen
Setelah komponen-komponen dan sambungannya dibuat, cobalah untuk
merakitnya dengan memasangkan pen/purus pada lubang pasangannya.
Biasanya mebel terangkai dari beberapa segmen yang masing-masing terdiri
dari komponen-komponen yang telah dirakit. Masing-masing segmen
tersebut dirakit terlebih dahulu. Prinsip dalam merakit adalah kesikuan
dan kerapatan pada setiap hubungan antar komponen. Kesikuan didapat
apabila lubang dan pen/purusnya benar-benar presisi. Dalam prakteknya
jarang dijumpai sambungan yang ketika dirakit langsung terpenuhi
kesikuannya. Oleh karena itu, diperlukan sedikit perbaikan pada
sambungannya menggunakan pahat, kemudian dicek kesikuannya menggunakan
siku. Kerapatan antar komponen yang disambung akan membangun kekokohan
sambungan selain untuk memenuhi unsur kerapihan/estetika.
Ketidak-rapat-an sambungan disebabkan ukuran pen/purus tidak sesuai
dengan lubangnya. Jika ini terjadi, perbaiki pen/purusnya menggunkan
pahat. Pen yang terlalu longgar juga tidak diperkenankan, karena
sambungan akan lemah terhadap beban, terutama apabila mebel tersebut
menerima goyangan yang berulang-ulang. Apabila sudah terlanjur demikian,
lebih baik ganti komponen mebel dengan yang baru. Setelah masing-masing
segmen dirakit, gabungkan segmen-segmen tersebut, rakit diatas
permukaan lantai yang datar. Gunakan klem untuk membantu merapatkan
segmen-segmen yang dirakit. Cek kesikuan dan kerapatan sambungannya
menggunakan siku.
Mematikan sambungan
Setelah mebel dirakit, dan diyakini semua syarat pada sambungan (siku
dan rapat) terpenuhi, bongkar kembali komponen-komponennya. Lumuri
setiap sambungan dengan lem kayu, lalu rakit seperti semula. Cek kembali
kesikuan dan kerapatan sambungannya. Gunakan klem untuk merapatkan
sambungan dan menjaga agar bentuk tidak berubah. Kemudian untuk
memperkuat sambungan, gunakan paku, atau lebih baik lagi menggunakan
pasak/dowel dari kayu/bambu dengan terlebih dahulu membuat lubang pasak
denan bor tangan pada sambungan bersangkutan. Biarkan lem mengering,
lalu lepaskan klem. Jika ada permukaan pada sambungan yang kurang rata,
gunakan ketam untuk meratakannya.
Memasang asesoris meubel
Asesoris mebel seperti engsel, kunci, slot, tarikan dsb disetel dan
dipasang pada meubel yang telah dirakit. Setelah itu dilepas kembali
agar tidak mengganggu proses salanjutnya, yaitu finishing. Peralatan
yang digunakan antara lain obeng, bor, pahat dan palu.
Finishing
Proses berikutnya adalah memberikan lapisan pada permukaan meubel,
terutama pada bagian luar yang terlihat. Proses ini disebut dengan
finishing. Finishing bertujuan selain untuk menambah keindahan juga
menambah keawetan dari meubel. Tahapan finishing pada umumnya adalah
sebagai berikut :
– menghaluskan permukaan dengan amplas
– mengisi pori-pori kayu dengan woodfiller menggunakan scrap/kape
– mengamplas permukaan yang telah diisi pori-pori
– memberi pelapisan dasar menggunakan kuas atau spray gun+kompresor
– mengamplas permukaan yang telah diberi lapisan dasar
– memberi lapisan akhir (top coating) menggunakan kuas atau spray gun+kompresor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar